Kamis, 12 Juli 2012

ALTMAN Z-SCORE (1968) DAN ZETA® MODEL (1978) : SEBAGAI SUATU METODE MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN


Altman Z-Score (1968)

Rasio keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi kinerja perusahaan termasuk informasi tentang prediksi potensi kebangkrutan yang berguna bagi banyak pihak, terutama bagi pihak kreditur dan investor. Pada tahun 1968, Edward. I Altman memberikan formula yang berfungsi untuk memprediksi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Altman melalui percobaannya dengan mengambil sampel terhadap perusahaan yang telah mengalami kebangkrutan bahwa rasio keuangan tertentu mempunyai “predictive power” dibanding yang lainnya dalam meramalkan kesulitan keuangan (financial distress) dan kebangkrutan. Altman telah menemukan lima rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan yang dikenal dengan Z Score.
Dalam penelitiannya, Altman menggunakan sampel 33 pasang perusahaan yang pailit dan tidak pailit dengan model yang disusunnya secara tepat dan mampu mengidentifikasikan 90 persen kasus kepailitan pada satu tahun sebelum kepailitan terjadi. Dalam proses penentuan Z-Score altman menggunakan teknik statistikal dengan menggunakan Multiple Discriminant Analysis. Multiple Discriminant Analysis (MDA) dapat dipergunakan untuk mengetahui variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok populasi yang ada, juga dapat dipergunakan sebagai kriteria pengelompokan. MDA secara umum adalah Z = V1(X1) + V2(X2) +.... + Vn(Xn) dimana VI dan V2 adalah parameter (weights) sedangkan XI, X2...Xn merupakan rasio-rasio keuangan yang berkontribusi pada model prediksi.
Dengan mendasarkan kepada rasio keuangan tersebut, Z-score Model Altman berhasil dipergunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang kemungkinan mengalami bangkrut rendah. Z-score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan kebangkrutan sampai dua tahun sebelum kepailitan terjadi.
Kelemahan dari model ini adalah tidak ada rentang waktu yang pasti kapan kebangkrutan akan terjadi setelah hasil Z skor diketahui lebih rendah dari standar yang ditetapkan. Model ini juga tidak dapat mutlak digunakan karena adakalanya terdapat hasil yang berbeda jika kita menggunakan obyek yang berbeda. Meskipun demikian, penggunaan metode Altman dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan (early warning) apabila terindikasi sudah berada pada kondisi menuju kebangkrutan.
Adapun formula  Altman Z-Score (original) adalah sebagai berikut:



Z-Score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0.999X5
 




Keterangan :
-        X1 = Working Capital / Total Assets,
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Working Capital merupakan selisih antara current asset dan current liabilities.
-        X2 = Retained Earnings / Total Assets,
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Parameter ini berguna untuk mengukur apakah laba secara kumulatif mampu untuk mengimbangi total aktiva perusahaan.
-        X3 = Earnings Before Interest and Taxes / Total Assets
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.
-        X4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.
-        X5 = Sales/ Total Assets
disebut juga dengan assets turnover dan biasanya dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:
·         untuk nilai Z-Score lebih kecil atau sama dengan 1,81 berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan risiko tinggi.
·         untuk nilai Z-Score antara 1,81 sampai 2,67 maka perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu (grey area). Pada kondisi ini, perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. Kalau terlambat dan tidak tepat penanganannya, perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Jadi pada grey area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak tergantung bagaimana pihak manajemen perusahaan dapat segera mengambil tindakan untuk segera mengatasi masalah yang dialami oleh perusahaan.
·         Untuk nilai Z-Score lebih besar dari 2,67, memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi.


Zeta® Model (1978)
Sehubungan dengan perkembangan atas semakin banyaknya respon terhadap permasalahan kegagalan usaha, pada tahun 1977 altman, Haldeman dan Narayanan membangun model generasi kedua dengan beberapa tambahan dari pendekatan Z score.  Model yang baru tersebut dinamakan dengan Zeta® Model yang dinilai efektif dalam mengklasifikasikan perkiraan kebangkrutan suatu perusahaan sampai lima tahun sebelum tiba saatnya, dengan menggunakan sampel dari perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dan retail.
Setidaknya ada lima alasan munculnya Zeta® Model sebagai perkembangan dari model sebelumnya:
1.      Adanya perubahan bentuk / perkembangan, atau profil keuangan atas perusahaan-perusahaan yang mengalami kegagalan usaha.
2.      Munculnya model baru ini dikarenakan terkait dengan data yang bersifat temporal.
3.   Kegagalan Model sebelumnya  terkonsentrasi pada klasifikasi yang luas dari perusahaan atau industri tertentu.
4.      Data-data dan catatan kaki telah dianalisa secara teliti dengan memperhatikan perubahan terbaru dalam Standar Pelaporan Keuangan dan Praktek Akuntansi yang diterima umum.
5.  Untuk mengetes dan menilai beberapa perkembangan yang baru dan aspek yang tetap menjadi kontroversi dari “diskriminan analysis”.
Zeta® model ini untuk mengklasifikasikan kebangkrutan cukup akurat untuk lima tahun kedepan sebelum mengalami kebangkrutan, dengan tingkat keakuratan 90% untuk satu tahun sebelum mengalami kebangkrutan dan 70% untuk lima tahun sebelum mengalami kebangkrutan. Karakteristik sampel yang digunakan dibagi kedalam dua kelompok perusahaan terdiri dari 53 perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan 58 perusahaan yang tidak mengalami bangkrut. Yang selanjutnya dibagi kedalam dua jenis perusahaan Manufacture dan Retailer.
Klasifikasi Kebangkrutan perusahaan dilakukan dengan menggunakan teknik statistik multivariat yang dikenal sebagai analisis diskriminan. Hasilnya dianalisa menggunakan struktur linear dan kuadratik.
Zeta® model menghasilkan kombinasi 7 ukuran keuangan, menggunakan variabel pelaporan akuntansi dan pasar saham untuk mengukur kesehatan perusahaan (to measure corporate health). Adapun ketujuh variabel model tersebut adalah sebagai berikut:

-        X1 Return on assets, diukur berdasarkan Penghasilan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) dibagi dengan Total Aktiva.
-        X2 Stability of earnings, diukur berdasarkan ukuran normal standar error dari perkiraan selama trend 10 tahun. Resiko Bisnis selalu diukur dari naik turunnya pendapatan dan merupakan suatu pengukuran yang efektif.
-        X3 Debt service, diukur oleh rasio seperti penghasilan sebelum bunga dan pajak (EBIT) dibagi dengan jumlah pembayaran bunga.
-      X4 Cumulative profitability, diukur berdasarkan laba ditahan perusahaan (unsur neraca) dibagi dengan Jumlah Aktiva.
-        X 5 Liquidity, diukur berdasarkan current ratio seperti working capital (current asset-current liabilities) dibagi dengan Total Asset.
-        X 6 Capitalization, diukur dari common equity/total capital
-        X7 Size, diukur oleh dari jumlah aktiva perusahaan.

Setiap perusahaan dengan Zeta® score lebih kecil dari nol (negatif) memiliki lebih dari 50% kesempatan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang bangkrut, dengan kemungkinannya semakin terus memburuk. Nilai absolute Zeta® Score bagaimanapun bukan hanya satu-satunya indikator kesulitan keuangan (financial distress). Trend dari Zeta itu sendiri mungkin lebih penting. Penurunan sebesar 2 atau 3 poin menuju zona negatif menandakan kemunduran yang serius dalam keuangannya.
Pada intinya penerapan dari ZETA model untuk identifikasi kebangkrutan perusahaan sama tujuan penggunaanya dengan model sebelumya ( Altman Z-Score). Diantaranya juga untuk analisis kelayakan kredit perusahaan untuk lembaga keuangan dan non-keuangan, identifikasi risiko investasi yang tidak diinginkan bagi para manajer portofolio dan investor dan untuk membantu efektifitas dalam internal maupun eksternal audit perusahaan.                                                                                                                        (abukholid)

 DAFTAR PUSTAKA

Altman, E. I. (2000). Predicting financial distress of companies: Revisiting the Zscore and Zeta® Models. Journal of Banking & Finance, 1.

Altman, E.I (1968). Financial Ratio Discriminan Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of finance, Vol XXIII, No. 4, Sept.

E. Altman, R. Haldeman and P. Narayanan (1977). Zeta® Analysis: A New Model for Bankruptcy
Classification, Journal of Banking and Finance, pp. 29-54, June

E. Altman and J. Spivack (1983), Predicting Bankruptcy: The Value Line Relative Financial Strength System vs. The Zeta Bankruptcy Classification Approach, Financial Analysis Journal

Endry (2009).  Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis : Analisa Model Altman’s Z-Score, Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No. 1, Maret

M. S. Hermawan , J. Tirok, D. S. Dawis.  The Degree Of Company Vulnerability Using Altman Model : A Survey of Public Listed Companies in Indonesia, Journal of Applied Finance and Accounting

6 komentar:

  1. mau nanya kalau kepanjangan dari huruf I pada edward I altman itu apa yach....?

    BalasHapus
  2. mau nanya kalau kepanjangan dari huruf I pada edward I altman itu apa yach....?

    BalasHapus
  3. kalo model terbarunya apa lagi ya?

    BalasHapus
  4. untuk zeta model, formulanya seperti apa ya?

    BalasHapus